Categories
101 La Galigo Featured Galigoku Liputan Lontara Project

Ketika Musik Daerah Bergema di Model United Nations

Kamis, 3 Mei 2012. Di Borobudur Hall Hotel Inna Garuda Yogyakarta, La Galigo Music Project beraksi. Acara Jogja International Model United Nation (JOINMUN) yang diselenggarakan oleh UGM ini merupakan kali pertama tim musik yang berada di bawah naungan LONTARA PROJECT tampil perdana di muka publik. Acara ini dihadiri oleh delegasi dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan luar negeri. Penampilan La Galigo Music Project yang menyuguhkan perkawinan antara musik kontemporer dengan irama etnik dari berbagai daerah berhasil menyihir peserta JOINMUN.

Sebagai penampil pertama di acara malam itu, tiga buah lagu dari  La Galigo Music Project seakan membangkitkan semangat dan antusiasme para delegasi. Suasana Borobudur Hall mendadak sunyi ketika lampu tiba-tiba mati. Gelapnya ruangan diisi oleh lantunan sinden dari para penyanyi. Beberapa saat kemudian lampu nyala redup dan dimulailah gemuruh musik yang indah sebagai bagian dari alur lagu Ininnawata. Lagu pertama yang dibawakan ialah Ininnawata, sebuah lagu pengantar tidur dari suku Bugis yang dipadu dengan Are You Sleeping Brother John versi blues.

Team La Galigo Music Project setelah tampil di JOINMUN

Lagu kedua yang baru diciptakan merupakan senjata pamungkas untuk membawa para peserta tenggelam dalam suasana musiknya. Lagu ini berjudul Mantra, dimana di dalamnya dilantunkan lirik mantra dari beberapa daerah dan dikolaborasikan dengan syair musik nan indah. Kembali cahaya ruangan yang redup mengantarkan suasana mistis dari lagu Mantra. Alhasil, lagu ini menyihir para peserta JOINMUN yang hadir dan memberikan tepuk tangan yang meriah seusai bait terakhir dilantunkan.

Lagu ketiga sekaligus lagu penutup ialah Kelong Sulawesi (Nyanyian Sulawesi). Nyanyian yang didominasi lagu daerah dari pulau Sulawesi ini berhasil membuat para peserta terhanyut, menikmati indahnya musik pengiring lagu. Nyanyian ini tidak biasa terdengar di telinga para delegasi asing khususnya. Namun dengan polesan kreasi musik kontemporer anak-anak La Galigo Music Project membuat lagu ini nyaman di telinga para delegasi yang hadir.

aksi panggung La Galigo Music Project

Penampilan La Galigo Music Project pada acara JOINMUN kali ini memberikan kesan tersendiri bagi para delegasi maupun panitianya. Berdasarkan testimoni delegasi dari Rusia yang diterima oleh pembawa acara pada malam itu, dia amat terkesan dengan penampilan La Galigo Music Project. Antusisme para delegasi malam itu menunjukkan kesan puas terhadap apa yang telah La Galigo Music Project sajikan. Hal ini merupakan suntikan semangat bagi La Galigo Music Project untuk terus berkreasi melestarikan budaya lewat kampanye I Speak La Galigo.

Lagu-lagu La Galigo Music Project dapat didownload melalui link-link di bawah ini:

Download Ininnawata

Download Kelong Sulawesi

 


Muhammad Ulil Ahsan Arif, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia (HMPPI). Pemuda asal Sengkang ini punya cita-cita yang mulia untuk melestarikan budaya sekaligus mengkampanyekan semangat kesadaran atas isu-isu ketahanan pangan nasional. Dirinya yang masih duduk di semester enam Universitas Mercu Buana Yogyakarta ini amat multitalenta; Ia dapat memainkan beragam alat musik daerah mulai dari kitoka, suling, hingga puik-puik. Kenali Ulil lebih lanjut dengan mengunjungi blog pribadinya di http://ulilahsan.wordpress.com/

Categories
101 La Galigo Featured

Grand Launching LP : Behind the Scenes


Apa saja yang terjadi sebelum hari Grand Launching LP?

Perbedaan domisili tidak membuat kami menyerah. Bermodal nekat dan sedikit uang saku, saya “terbang” dari Makassar, disusul oleh Fit dan Andrew dua hari kemudian dengan menggunakan kereta api, meluncur dari Jakarta. Salah seorang anggota tim kami yang bernama Setia Negara BT benar-benar membuat B(e)T(e) karena berhalangan hadir (beliau mengungkapkannya dengan riang gembira).

Kami semua dirumahkan di tempat kosan Ahlul dengan menggunakan mode silent on, akan tetapi bau bangkai pasti tercium juga. Maka dari itu, tak lupa kami berterima kasih kepada Ny. Karmono, sang ibu kos yang memaklumi kegiatan ini berlangsung, juga tak lupa pula haturan thank you buat penghuni kos lainnya yang kami hantui selama beberapa hari: tabe` padasalama`!

Jelang hari H jadwal makan dan tidur kami jadi tak menentu. Semuanya sibuk berdiskusi, menyusun bahan untuk presentasi Grand Launching Jumat mendatang. Namun sibuk bukan berarti kami tak sempat jalan-jalan menikmati kota Jogjakarta yang sedang dilanda musim hujan loh 😀. Minggu pagi kami duduk menikmati sarapan di pasar kaget Sunday Morning UGM, merasakan cultural experience ala Jogja yaitu ditodong banci ngamen yang enggan meninggalkan tempat duduk tanpa sereceh dua receh derma dari pengunjung lesehan. Setelah kenyan, kami naik taksi menuju Malioboro dan Pasar Soping – berharap tingkah norak kami (baca : Ahlul) tidak menarik perhatian siapapun disana. Puas cuci-cuci mata, kunjungan kami lanjutkan ke Benteng Vredeburg. Uniknya, di sana kami mendapati sepasang calon mempelai yang sedang berpose pre-wedding dengan tema perjuangan dan kepahlawanan (Bayangin aja gimana kira-kira). Jadi pengen.. (loh?!).

Keseruan tidak berakhir sampai di situ. Pagi-pagi sebelum akhirnya bisa “menjarah” ruang duduk I.Boe.Koe (tentu dengan seizin Bos Muhidin dan pihak-pihak terkait – MATUR NUWUN!), tak lupa kami menyambangi Kraton Jogjakarta. Kami sebagai delegasi Lontara Project dibuat terkagum-kagum dengan isi tempat bersejarah itu. Mulai dari pelayanan para abdi dalem, kebersihan tempat, dan dokumentasi properti kekratonan, walaupun ada beberapa hal yang mengundang rasa miris, akan tetapi tetap menginspirasi kami bagaimana caranya melestarikan budaya Indonesia, karena dibandingkan dengan tempat serupa di wilayah lain negara kita ini, Kraton Jogja masih lima kali lebih baik!

***

Alun-Alun Selatan Kraton Jogja menjadi saksi bisu peristiwa bersejarah bagi masa depan budaya Indonesia. Siang itu, dengan mengenakan kaos print Lontara Project, kami berempat menunggu dengan harap-harap cemas. Sebab ada sebuah insiden rahasia yang terjadi jauh-jauh hari sebelumnya. Kami khawatir jika acara ini tidak mendapat respon dengan semestinya, atau kemungkinan paling baik adalah tumpahnya orang-orang yang datang menyaksikan peresmian terbentuknya Lontara Project.

Hujan turun, namun tak menyurutkan langkah orang-orang keren yang rela menyempatkan diri untuk hadir. Kami yakin, kualitas satu dari mereka menyamai kuantitas lima orang yang datang secara bersamaan. Jadi kalau dihitung secara kasat mata, ada sekitar 15 orang yang duduk menyaksikan presentasi kami. Tapi secara kualitas, ya.. bisa dibilang ada lima ratus orang disana. Hahahaha.. Kami positive thinking loh ya…

Harapan-harapan baru yang lahir dari pertemuan itu sungguh menggetarkan sanubari (ceileh). Niat kami semua adalah tulus dan mulia : membangkitkan gelora budaya Indonesia yang selama ini terkesan statis dan jalan di tempat. Sulawesi adalah Indonesia. Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali, Papua, juga beribu-ribu pulau lainnya adalah Indonesia. Semangat yang sama akan kami tularkan kepada kalian semua, sebagai bagian dari Bhineka Tunggal Ika.

Kita berbeda tapi tetap satu jua!

Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih banyak, kepada semua orang yang terlibat dimulai hari lahirnya Lontara Project hingga tulisan ini dibaca. Yang mau kami repotkan selama di Jogyakarta : Muhidin M. Dahlan (I.Boe.Koe cs), Eka Magdalena, Anggita Paramesti, dan keluarga di Jetis. Belum lagi anggota Lontara Music Project yang ikut meramaikan : Muhammad Yusuf dan Rahmat Dwi Putranto, serta dengan direkrutnya sahabat baru kami Muhammad Ulil Ahsan, Muh. Alif Chaeran, Muhammad Sofyan Syahrir, Ocha La Parembai, Rani Fardani, Muhammad Fajrin, Hijrah Aulia, Abraham Utama Sembiring, Dito dan Randy Taufik. Nantikan kumpulan foto-foto selama grand launching berlangsung!

Kuru Sumange`!

Categories
101 La Galigo

Pemesanan Kaos ‘I Uncover La Galigo”

Sudah pesan kaos? Nah, saatnya untuk memperhatikan beberapa hal berikut:

  • Bagi Sobat Lontara yang telah memesan kaos, silakan transfer ke nomer rekening BNI 0147477907 a.n Sri Maharani Budi, sejumlah harga kaos IDR 60000 + ongkir dari Bandung. Untuk ongkir bisa cek di website TIKI.

  • Setelah mentransfer, silakan konfirmasi nama, tanggal transfer, jumlah uang, dan alamat pengiriman via SMS ke nomer 0856 2417 1563 atau email ke fitt@lontaraproject.com

  • Transfer akan kami tunggu hingga tanggal 7 Mei 2012. Jika ingin membatalkan pesanan, segera konfirmasi via SMS, email, ataupun media sosial lainnya (Twitter/Facebook).

Penjualan kaos ini murni bertujuan untuk lebih mengakrabkan generasi muda dari Sabang hingga Merauke dengan La Galigo. Keuntungan yang kami dapatkan akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek Lontara Project selanjutnya. Terima kasih atas dukungannya! 😀