Categories
101 La Galigo Featured Galigoku Liputan

Harapan Tersembunyi di Pulau Harapan

Pulau Harapan merupakan salah satu pulau di gugus kepulauan seribu. Secara administrative Pulau Harapan berstatus kelurahan di Kecamatan Pulau Seribu Utara yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Pulau Harapan, Kelurahan Pulau Kelapa, dan Kelurahan Pulau Panggang. Letak Pulau Harapan persis bersebelahan dengan Pulau Kelapa dan terhubung oleh satu ruas jalan. Jarak tempuh dari Jakarta lebih kurang 3 jam menggunakan angkutan penyeberangan ferry dari pelabuhan Muara Angke di Jakarta utara. Akses lain bisa menggunakan kapal sewaan dari Ancol, atau dari beberapa titik pemberangkatan di Tengerang, Banten.

Dermaga Pulau Harapan

Penduduk

Jumlah penduduk Pulau Harapan mencapai 2.200 jiwa atau 770 KK. Mata pencahariaan utama penduduk adalah nelayan. Penduduk Pulau Harapan pada umumnya merupakan penghuni turun-temurun yang sudah menghuni pulau ini sejak ratusan tahun. Mereka terdiri dari beberapa etnis seperti Jawa, Sunda, Bugis, Makassar dan sejumlah etnis lainnya yang sudah berinteraksi sejak lama dan mengalami asimilasi melalui perkawinan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia dengan sedikit aksen yang khas.

Pariwisata

Melihat potensi yang ada, pariwisata merupakan masa depan perekonomian Pulau Harapan. Tetapi untuk saat ini, pariwisata di Pulau Harapan belum mendapatkan perhatian serius dan belum digarap dengan baik. Hal ini terlihat dari jumlah kunjungan yang masih kalah dibandingkan dengan pulau lain di kepulauan seribu  yang sudah lama dijadikan destinasi wisata seperti Pulau Pramuka dan Pulau Tidung misalnya. Padahal, potensi wisata Pulau Harapan tidak kalah menarik dan sangat potensial.

Beberapa waktu belakangan terutama sejak tahun 2005, geliat pariwisata di Pulau Harapan mulai menggembirakan. Pulau Harapan mulai dilirik terutama oleh wisatawan lokal. Ini didukung pula oleh fasilitas penunjang berupa sarana dan prasarana pariwisata yang mulai membaik. Saat ini sudah mulai hadir beberapa tempat penginapan dan home stay, beberapa warung yang menyediakan menu makanan, dan tempat penyewaan peralatan snorkling. Tersedia juga kapal kecil yang siap sedia menjelajahi pulau. Semua fasilitas ini diharapkan menjadi pendorong kemajuan pariwisata di Pulau Harapan ke depan.

Pariwisata diharapkan memberikan trickledown effect bagi perekonomian masyarakat di Pulau Harapan. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan bisa menjadi pendorong aktifitas ekonomi yang menguntungkan masyarakat luas melalui berbagai sektor. Masyarakat pulau bisa terlibat dalam banyak bidang usaha yang meliputi :

  • Penginapan
  • Akomodasi
  • Safety
  • Kuliner local

Point point diatas sudah dimiliki oleh Kelompok Sadar Wisata Lingkungan yang dipimpin oleh Bapak Safrudin (aka. Rambo).

Pemberdayaan

Aktifitas pemberdayaan di Pulau Harapan umumnya dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Lembaga pemberdayaan Masyarakat (LPM) kelurahan. Program yang dijalankan antara lain berupa pemberian pinjaman dana bergulir, latihan keterampilan kerja, peningkatan penghasilan melalui keramba.

Pinjaman bergulir tanpa bunga sudah diberikan pada nelayan sejak tahun 2002. Pinjaman ini merupakan bantuan permodalan dari pemerintah. Program ini berjalan sampai tahun 2008 silam dan berhenti karena terjadi kemacetan dana bergulir.

Mangrove

Pulau Harapan menjadi salah satu wilayah konservasi Mangrove di kawasan Kepulauan Seribu. Sejak lima tahun terakhir konservasi mangrove dilakukan secara partisipatif melibatkan warga masyarakat. Saat ini hampir di setiap RT terdapat tempat pembudidayaan mangrove.

Kebersihan & Kompos

Penduduk Pulau Harapan relative sudah memiliki kesadaran tentang kebersihan. Hal ini terliahat dari adanya bak-bak penampungan sampah di sepanjang jalan di depan rumah warga. Dukungan pihak kelurahan dan pemerintah daerah soal kebersihan ini memang sudah berlangsung lama.

Belakangan ini terlihat bak-bak penampungan sampah tersebut terisi penuh dan belum dipindahkan. Sebagian sampah yang sudah memenuhi bak penampungan tersebut ada yang meluap dan tumpah ke jalan.
Pulau Harapan memiliki sebuah fasilias pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir yang sebelumnya dikelola oleh pemerintah melalui dinas kebersihan provinsi. Namun sejak Pebruari 2012 lalu fasilitas ini tidak lagi dibiayai oleh pemerintah. Ini disebabkan karena Dinas Kebersihan mengalami perampingan sehingga tidak ada lagi anggaran untuk fasilitas kebersihan seperti dulu.

Entrepreneurship

Seperti telah disebutkan tadi, mayoritas penduduk Pulau Harapan hidup sebagai nelayan terutama nelayan tangkap. Ini masih merupakan pekerjaan ekstraktif yakni memanfaatkan langsung sumberdaya yang ada di alam. Belakangan ini sebagian penduduk sudah ada yang melakukan usaha perikanan budidaya menggunakan keramba. Di depan pulau terdapat keramba-keramba milik warga.

Menurut keterangan beberapa penduduk, nelayan pada umumnya belum memiliki kesadaran untuk berwirausaha di luar usaha mereka sebagai nelayan. Selain itu, kebiasaan menabung juga belum tumbuh di kalangan masyarakat nelayan. Banyak kalangan masyarakat nelayan yang merasa bahwa usaha melaut akan terus memberikan penghasilan buat mereka. Akibatnya tidak jarang mereka berprilaku boros karena beranggapan toh besok masih akan mendapat hasil tangkapan.

Bidang usaha lain yang digeluti penduduk Pulau Harapan yaitu perdagangan dan keterampilan. Saat ni sudah ada beberapa keluarga yang memiliki usaha pembuatan kerupuk ikan.keterampilan ini mereka dapatkan dari pelatihan yang pernah diselenggarakan oleh pemerintah daerah.

Tanggap Bencana

Akhir Januari 2012 lalu angin kencang menghantam sebagian besar wilayah di gugus kepulauan seribu. Wilayah yang terdampak parah antara lain adalah Pulau Harapan dan Pulau Kelapa. Di kedua pulau ini total bangunan yang rusak mencapai lebih dari 400 rumah. Angin puting beliung juga merusak beberapa bangunan sekolah, menumbangkan pohon-pohon, dan melukai puluhan orang.
Kejadian ini bukan yang pertama kali terjadi di Pulau Harapan. Kejadian serupa juga pernah terjadi beberapa tahun yang lalu namun tidak separah kejadian awal Januari 2012 lalu.

Pulau Harapan belum memiliki program terancana terkait penanggulangan bencana. Saat ini koordinasi penanggulangan bencana masih sangat tergantung dengan pusat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta serta Palang Merah Indonesia (PMI). Posko penaggulangan bencana dibentuk sesaat terjadi bencana di bawah koordinasi kelurahan dibantu karangtaruna.
Ke depan diharapkan ada blue print penanggulangan bencana yang melibatkan masyarakat lebih luas. Pemahaman dan kepedulian warga masyarakat soal kesiapsiagaan bencana harus dibangun lebih baik lagi.

Selain yang disebutkan di atas, kekayaan bahari yang terdapat di pulau ini juga tidak kalah indah dengan tempat lain. Sebut saja Soft Coral berjenis Dendrophthya sp, ada juga Fire Coral, Sea pean.

Anemon anemone yang menjadi tempat bermain Clown Fish, juga banyak terdapat di pulau ini.

Karang karang yang terdapat di pulau in kebanyakan ditanam oleh para warga dari Pulau Harapan.

Jadi sekarang, bertambah lagi destinasi wisata alternative yang terdapat di Kepulauan Seribu.

 

Githa Anathasia, Ecotourism consultant, penikmat pasar tradisional, volunteer kegiatan sosial dan lingkungan. Predikat itu berada di perempuan ini, plus salah satu penghargaan yang baru saja ia terima sebagai salah satu Creative Tourism Ambassador dari salah satu Media Marketing terkemuika di Indonesia. Kenali Indonesia dan budayanya melalui sisi masyarakat lokal dan potensi kelompok usaha diwilayah tersebut.

Categories
101 La Galigo Featured Liputan

Lontara Project Goes to Selayar II – Pulau Warisan La Galigo

Selama ini banyak yang bilang kalau tokoh-tokoh semacam Sawerigading, Batara Guru maupun We Cudai hanyalah khayalan  yang hidup dalam mitos La Galigo. Adapula yang benar-benar yakin akan keberadaan mereka, bahkan sampai-sampai merunut silsilah mereka hingga ke nama-nama yang disebutkan barusan. Salah satu penentu apakah seseorang benar-benar pernah hidup di muka bumi ini ialah keberadaan makamnya. Nah, kali ini ada cerita menarik dari Pulau Selayar mengenai makam We Tenri Dio, putri Sawerigading. Wah, ketika daerah lain di nusantara tidak memiliki situs makam yang berhubungan dengan tokoh-tokoh dalam La Galigo, Selayar nun jauh di ujung selatan jazirah Sulawesi justru menyingkap probabilitas eksistensi salah satu karakter dari epos besar ini. Penasaran? Yuk, kita simak liputannya!

 

Flyer di atas merupakan hasil reportase Mahasiswa KKN-PPM UGM di Kepulauan Selayar Angkatan Pertama (2012) demi kepentingan promosi wisata dan pelestarian situs-situs sejarah.

Wahyu Putri Kartikasari, mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada bagian Hukum Pidana. Saat ini tengah  berjuang merampungkan studinya. Gadis kelahiran Magelang yang memiliki hobi minum kopi, makan es krim dan jalan- jalan ini juga merupakan seorang pecinta pantai dan pecinta kucing.

Yoshua Rendra, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Pemuda Bantul kelahiran 1991 ini pernah  menghabiskan masa kecilnya di Papua. Tidak banyak bicara, Yoshua senang jalan-jalan, makan dan nonton film.

Categories
101 La Galigo Featured Liputan

Lontara Project Kunjungi Adik-Adik Home School Gafatar

Selasa 28 Agustus 2012, Makassar.

Sore itu, sekitar tiga puluhan adik-adik home-school yang berusia sepuluh hingga tujuh belas tahun memadati ruangan pertemuan di lantai 2 Sekretariat Gafatar. Merupakan sebuah kehormatan bagi LONTARA PROJECT untuk dapat sharing sedikit mengenai La Galigo kepada mereka. Meskipun awalnya terlihat malu-malu, lama-lama adik-adik home-school yang sering mengadakan kegiatan-kegiatan bersama LSM Gafatar ini terlihat begitu antusias.

Hasil Karya Adik-Adik Home-school Gafatar, Makassar

Dengan penasaran, mereka bertanya tentang banyak hal mengenai La Galigo. Pembahasan diselingi dengan dialog interaktif antara tim Lontara Project dan adik-adik Gafatar. Tidak mudah untuk menjelaskan kenapa mereka harus mengetahui dan bangga dengan kekayaan budaya masing-masing ketimbang menjagokan superhero-superhero luar negeri yang membombardir pasaran. Ketika ditanya tentang kebudayaan Makassar, banyak yang menggeleng tertawa karena kurang tahu, bahkan tidak mengerti apa yang menjadi ciri khas Sulawesi Selatan.

Apalagi ketika mereka dibagi ke dalam tiga kelompok untuk saling berkompetisi menggambar ilustrasi tokoh Sawerigading sesuai petunjuk yang tim kami arahkan. Mereka kelihatan berpikir keras saat diberi limabelas menit untuk berimajinasi bagaimana sosok Sawerigading menurut khayalan mereka. Ada yang bingung, ada yang serius, ada yang heboh dalam menuangkan ide-ide mereka ke atas kertas.

Setelah mereka memilih sendiri tiga karya terbaik sebagai perwakilan dari masing-masing kelompok, maka dipilihlah satu pemenang pertama. Dan… Ternyata pemenangnya adalah Aslam! Si jago gambar yang pendiam ini berhak untuk mendapatkan pin I UNCOVER LA GALIGO sebagai hadiah dari kami! Adiknya yang berumur delapan tahun sebagai juara kedua, dan seorang abg berusia empat belas tahun sebagai juara ketiga. Ternyata umur bukanlah penghalang mereka untuk berkarya.

Tadaaa! Inilah Ilustrasi Tokoh Sawerigading Karya Aslam yang Meraih Juara I

 

Ran, tim LONTARA PROJECT berfoto dengan Aslam Sang Juara Lomba Menggambar Ilustrasi Sawerigading