Categories
101 La Galigo Featured Kareba-Kareba Liputan

Lontara Project Goes to The Netherlands Part II – Ketika Batara Guru Turun di KBRI Den Haag

Jumat, 20 Desember 2013

Malam itu auditorium Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, pusat pemerintahan Kerajaan Belanda, penuh. Di luar dugaan, undangan terbuka yang tadinya diperkirakan hanya akan memuat 75 – 100 orang, ternyata membludak. Udara dingin di luar sana seakan tidak menyurutkan langkah mereka yang penasaran untuk hadir dan menyaksikan pertunjukan kami. PPI Rotterdam yang menjadi host kegiatan ini membuka kantin kecil-kecilan di luar auditorium untuk makan malam para penonton. Atas kemurahan hati dari Bu Retno Marsudi selaku Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, semua yang hadir pada malam hari itu diperbolehkan menyantap hidangan secara gratis. Penonton yang hadir pada malam hari itu merasa beruntung sekali. Kapan lagi ditraktir Bu Dubes seperti ini?

Acara dimulai pada pukul 06.00 PM. Begitu Bu Dubes memasuki ruangan, personil La Galigo Music Project yang telah siap tempur dengan kostum serta alat musik mereka langsung memenuhi ruangan dengan alunan lagu Bengawan Solo. Tentunya versi aransemen kami sendiri. Setelah Bu Dubes memberikan kata sambutan, perwakilan dari PPI Rotterdam yaitu Anasthasia Widastuti turut pula mendapat kesempatan untuk menyampaikan sepatah-dua patah kata. Dengan dipandu oleh Indhira Sembiring dari PPI Rotterdam sebagai MC, acara beralih ke talkshow mengenai Lontara Project dan La Galigo Music Project. Akan tetapi, sebelum talkshow-nya sendiri dimulai, ketua PPI Belanda Willy Sakareza tiba-tiba mengambil alih panggung untuk memberikan kejutan kepada Bu Dubes. Bu Retno Marsudi yang baru saja berulang tahun diberikan hadiah berupa sebuah foto berbingkai indah yang tersusun dari wajah-wajah anggota-anggota PPI di Belanda. Yang ini benar-benar di luar skenario kami!

Acara berlanjut dengan pemaparan terkait apakah itu La Galigo oleh Muhammad Ahlul Amri Buana, bagaimana awal berdirinya Lontara Project oleh Maharani Budi, dan mengapa menggunakan musik sebagai media konservasi kreatif oleh Muhammad Yusuf. Talkshow berjalan dengan akrab dan hangat, sempat mengundang tawa penonton pada beberapa kisah yang dilontarkan oleh ketiga pembicara. Setelah sekitar 30 menit berbincang, penonton dipersilakan untuk menikmati makan malam. Tim La Galigo Music Project mengiringi makan malam dengan sajian lagu-lagu lama Indonesia yang dulunya pernah populer di negeri Belanda. Lagu-lagu seperti “Burung Kakatua”, “Nurlela”, “Aksi Kucing” dan “Medley Indonesia Timur” berhasil memukau penonton yang tengah menyantap makanan. Beberapa orang bahkan memilih untuk meletakkan makan malamnya dan menikmati iringan musik kami sambil sesekali mengambil gambar kami.

Setelah sekitar setengah jam menikmati makanan serta iringan musik, penonton kembali ke tempat duduk masing-masing. Sebuah dokumenter singkat karya Eni Puji Utami dan kawan-kawan terkait perjalanan La Galigo Music Project yang berpusat di Yogyakarta ditayangkan. Dokumenter singkat itu disusul oleh sebuah video pendek karya Faizt Elmir yang menggambarkan kegiatan tim Lontara Project di hari pertama misi “La Galigo Goes to The Netherlands”. Video tersebut merekam momen-momen saat kami mengunjungi KITLV dan melihat langsung ke-12 jilid naskah asli La Galigo yang tersimpan di Perpustakaan Leiden University.

Setelah pemutaran kedua video tersebut, suasana mendadak hening. Tim La Galigo Music Project bersiap untuk menampilkan pagelaran sendratari “The Journey of Batara Guru” yang menjadi acara puncak pada malam itu. “The Journey of Batara Guru” merupakan sebuah penampilan artistik hasil olah cipta, rasa dan karya tim La Galigo Music Project selama sebulan belakangan ini. Sendratari tersebut mengangkat salah satu episode awal di dalam Sureq Galigo, yaitu “Mulana Tau” atau asal mula manusia.

Alkisah, Datu PatotoE Sang Penguasa Langit memutuskan untuk menurunkan putranya yang bernama Batara Guru untuk memulai kehidupan ras manusia di permukaan bumi. Batara Guru diberikan berbagai macam perlengkapan magis untuk memulai misinya itu. Dimasukkan ke dalam sebuah bambu betung, Batara Guru lalu turun ke Ale Lino (dunia tengah) dan mulai tugasnya mengisi kekosongan bumi. Ia menciptakan gunung-gemunung, sungai, lautan, hutan-hutan, burung-burung dan juga hewan-hewan lainnya. Ketika tugasnya telah selesai, Batara Guru merasakan kesepian yang amat sangat. Ia merasa dirinya takkan sanggup untuk tinggal di permukaan bumi ini seorang diri. Maka, atas kesepakatan antara Datu PatotoE bersama sepasang suami-istri dewa penguasa Toddang Toja (dunia bawah), dimunculkanlah seorang dewi yang amat cantik dari buih-buih di lautan. Ia lah We Nyiliq Timoq, namanya berarti “Kerlingan dari Timur”, seorang wanita yang akan menjadi pasangan Batara Guru di muka bumi. Pernikahan antara Batara Guru dan We Nyiliq Timoq pun dirayakan oleh penuh sukacita oleh penghuni kerajaan langit dan kerajaan bawah air.

Mungkin ekspektasi penonton ketika melihat pamflet sendratari ini adalah sebuah pertunjukan drama yang diiringi oleh pukul-pukulan gendang, tiupan seruling dan puik-puik, atau dentangan kecapi khas Bugis-Makassar. Memang unsur-unsur tersebut masih dapat kita temukan sepanjang sendratari berlangsung, akan tetapi apa yang kami tampilkan pada malam hari itu merupakan sebuah karya kontemporer yang memadukan musik tradisional Indonesia, musik klasik, dan bahkan musik Barat ke dalam sebuah kanvas cerita. Pertunjukan terdiri atas empat buah babak. Babak pertama berjudul “Turunnya Batara Guru”, menggambarkan sosok Batara Guru (diperankan oleh Fahmi Ramadiansyah) yang dititahkan oleh orang tuanya untuk turun ke Ale Lino. Di sini kami mengambil beberapa bait potongan dari naskah La Galigo yang sesuai dengan isi cerita. Hanya saja langgam massureq (irama yang dipakai ketika menyanyikan La Galigo pada ritual-ritual adat di Sulawesi Selatan) kami modifikasi dengan gaya Gregorian sehingga ketika dinyanyikan menimbulkan efek opera. Di babak kedua yang bertema “Penciptaan”, huruf-huruf dari aksara lontaraq Bugis disenandungkan dengan metode canon paduan suara, alias saling berbalasan namun dengan tempo yang berbeda. Aksara lontaraq yang merupakan bukti puncak kekreatifan manusia dalam peradaban di Nusantara sengaja dipilih untuk kami gemakan sebagai penanda bahwa pada fase ini Batara Guru yang telah turun ke dunia menggunakan energi kreatifnya demi menciptakan berbagai rupa benda. Babak ketiga merupakan babak yang menggambarkan kemunculan We Nyiliq Timoq sebagai pasangan Batara Guru. Dengan mengambil gerakan tarian Sulawesi Selatan, Ina Kurnia Savitri yang memerankan We Nyiliq Timoq muncul ke tengah panggung diiringi oleh suara bassing-mpassing yang menyayat-yayat dan bait Sureq Galigo yang dinyanyikan dengan langgam bissu Saidi. Setelah pertemuannya dengan Batara Guru, lagu Indoq Logo dan dentingan irama barasanji Bugis melalui kitoka mengiringi kedua pasangan tersebut menari. Babak keempat merupakan klimaks pertunjukan. Tari empat etnis Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Mandar dan Toraja) dibawakan secara kontemporer oleh para penari, menggambarkan kemeriahan pernikahan Batara Guru dan We Nyiliq Timoq. Pertunjukan sendiri ditutup oleh medley lagu tradisional dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia. Secara spontan, banyak penonton yang ikut larut bahkan hingga terjun ke panggung untuk menari bersama para penari.

Malam itu, La Galigo Music Project sukses mengguncang KBRI Den Haag. Tawa riang para penonton membuktikan kesuksesan proses panjang yang ditempuh oleh tim kami selama ini. Batara Guru telah turun sekali lagi, kali ini ia “dihidupkan” untuk memberikan inspirasi kepada generasi muda Indonesia meskipun jauh dari tanah air. Tentunya kegiatan “La Galigo Goes to The Netherlands” ini tidak akan mungkin dapat terwujud tanpa bantuan dari sponsor-sponsor kami yaitu Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, serta Garuda Indonesia. Dari hati yang terdalam kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada mereka yang telah mendukung “turunnya” Batara Guru pada malam hari itu.

Abadilah La Galigo, abadilah kebudayaan Nusantara!

Artikel mengenai kegiatan tim Lontara Project di KBRI Den Haag juga diliput oleh detik.com dan Andi Ahmad Yanni. Link artikelnya dapat dibuka di:

Categories
101 La Galigo Featured Heritage Camp I UPS! La Galigo Kareba-Kareba Lontara Project

CALL FOR VOLUNTEERS! Panitia Heritage Camp 2014 “MAKASSAR”

Heritage Camp adalah program tahunan dari Lontara Project yang bertujuan menjaring anak-anak muda Indonesia yang peduli akan pelestarian budaya untuk berkumpul bersama dan saling bertukar pikiran mengenai isu-isu budaya terkini. Program ini juga merupakan salah satu bentuk konservasi kreatif dan usaha untuk meningkatkan kepedulian anak-anak muda terhadap budaya lokal di Indonesia.

Menyusul kesuksesan Heritage Camp 2013 yang diadakan di Pondok Pemuda Ambarbinangun, Yogyakarta (http://heritagecamp2013.blogspot.com/), Lontara Project sebagai penyelenggara memutuskan untuk mengadakan event tersebut kembali namun di kota yang berbeda. Tujuannya agar cakupan areanya semakin luas dan teman-teman dari daerah lain juga mendapatkan kesempatan berharga untuk belajar bersama-sama di ajang ini.

Makassar, bersiaplah! Kami membuka lowongan sebagai panitia Heritage Camp 2014 bagi pemuda-pemuda berwawasan luas, kreatif, dan peduli budaya di sekitar kota Makassar. Lowongan terbuka untuk posisi:

  • Divisi Program. Mengurus rangkaian acara dan dokumen yang dibutuhkan, serta menghubungi pembicara dan peserta.
  • Divisi Sponsorship. Menjaring sponsor dan melakukan fundraising untuk pendanaan acara.
  • Divisi Akomodasi – Transportasi. Mengatur dan mengurus akomodasi transportasi pembicara dan peserta
  • Divisi Konsumsi – Perlengkapan. Menyiapkan konsumsi dan perlengkapan yang dibutuhkan.
  • Divisi Dokumentasi. Mendokumentasikan acara, baik dalam bentuk gambar dan video.
  • Divisi Hubungan Masyarakat. Menjalin kerjasama dengan media massa dan update acara melalui social media.

Kirimkan CV kalian beserta 1 halaman Motivation Letter (yang menjelaskan mengapa Anda tertarik untuk bergabung di dalam kepanitian serta posisi apa yang Anda inginkan) ke email lontaraproject@gmail.com sebelum tanggal 19 Oktober 2013. Kandidat panitia yang terpilih nantinya masih akan melalui tes wawancara dengan SC dan Panitia Inti Heritage Camp 2014.

  • Steering Committee: Fitria Sudirman (Jakarta), Setia Negara (Bandung), Achmad Nirwan (Makassar)
  • Project Manager: Sri Maharani (Makassar)
  • Sekretaris: Muhammad Handar (Jakarta)
  • Bendahara: Muhammad Ahlul Amri Buana (Yogyakarta)

Panitia yang terbentuk akan mulai bekerja November 2013. Tunggu apalagi? Yuk, ikut bagian di ajang camp konservasi kreatif pertama dan satu-satunya di Indonesia ini!

Saatnya, Tulolona Makassar!
Categories
101 La Galigo Featured Kareba-Kareba

RSVP! Agenda Perayaan World Heritage Day 18 April 2013 oleh Lontara Project, Komunitas Heritage Camp dan BPPI di 5 Kota!

WORLD HERITAGE DAY di YOGYAKARTA

World Heritage Day akan diselenggarakan secara serentak di beberapa titik di Indonesia. Yogyakarta menjadi salah satu titik perayaannya. Kegiatan ini digagas oleh Lontara Project bersama alumni Heritage Camp 2013. kami percaya bahwa remaja adalah agen konservasi pusaka yang paling tepat, karena pengalaman dan daya kreatif mereka sangat tinggi.
Oleh karena itu, kami mengajak teman-teman baik individu maupun komunitas untuk bergabung dalam acara ini. acara ini merupakan wujud sosialisasi kami kepada seluruh warga Yogyakarta tentang perlunya perhatian terhadap pusaka yang notabene memiliki tuntunan untuk mengadvokasi tatanan hidup masyarakat.
Dalam World Heritage Day yang akan kami gelar nanti, akan ada parade buadaya. para partisipan akan menggunakan baju adat, atau baju yang menggambarkan Indonesia, kemudian akan berjalan di sepanjang jalan Malioboro. berawal dari jalan abu abakar ali dan berakhir di benteng Vredeberg. di Benteng nantinya akan ada flashmob dan pentas budaya yang diisi dari beberapa komunitas seni.

Tutorial flashmob –> https://www.youtube.com/watch?v=Px_hJNShMAI&feature=youtube_gdata_player

Twitter CP: @enisimatupang

WORLD HERITAGE DAY di MAKASSAR

Venue: Kedai Buku Jenny, Perumahan Budi Daya Permai
Waktu: 18 April 2013, 04.00 PM – selesai
Judul Acara: OBRAK! (Obrolan Pusaka)

Deskripsi kegiatan: Diskusi ringan mengenai pusaka yang ada di sekitar kamu. Pusaka (heritage) sesuai definisi yang dianut oleh Balai Pelestari Pusaka Indonesia mencakup tiga aspek: pusaka budaya (ragawi, non-ragawi), pusaka alam dan pusaka saujana (kesatuan kondisi alam dan manusia di sekitar lingkungan situs). Diharapkan melalui diskusi ini dapat semakin memperluas perspektif kita semua akan pentingya melestarikan pusaka sebagai warisan leluhur bangsa. Diskusi akan diselingi oleh pemutaran kondisi situs pusaka Makam We Tenri Dio di Selayar serta pusaka Gong Nekara terbesar di dunia yang kurang dijaga. Akan ada penampilan musik akustik dari personil HILITE yang akan membawakan lagu dari La Galigo Music Project.

What you should bring: untuk meramaikan diskusi, yuk bawa foto pusaka yang kamu punya! Dapat berupa benda yang memiliki sejarah di keluarga kamu, atau foto-foto situs yang pernah kamu kunjungi. Bersama-sama kita akan mendiskusikan apa peran pusaka tersebut, masalah yang tengah dihadapinya, serta solusi yang bisa kita aplikasikan untuk melestarikannya.

Twitter CP: @hey_louie

WORLD HERITAGE DAY di JAKARTA

Bidik Misi UNJ presents: Walau Berbeda, Kita Tetap Satu
Ayo sama-sama peringati hari pusaka dan situs se-dunia “World Heritage Day 2013” di Kampus Hijau kita dengan memakai Batik pada tanggal 18 April 2013.

Spesial Kota Tua Jakarta: Flashmob, diskusi bersama Lontara Project dan alumni Heritage Camp 2013, dan Jelajah Malam

Twitter CP: @pu3simatupang

WORLD HERITAGE DAY di SAMARINDA

Kegiatan akan terpusat di Kota Samarinda dan mencoba bekerja sama dengan organisasi Junior Chamber International (JCI) Kaltim dalam pelaksanaannya.
kegiatan yang akan dilaksanakan adalah
1. Lomba mewarnai gambar Ukiran Dayak Untuk Anak PAUD
tujuannya : menanamkan rasa cinta kebudayaan lokal secara dini
2. Jelajah Kampung Bugis Wajo “Cikal Bakal Kota Samarinda”
3. Pentas Seni di Tepian Sungai Mahakam bersama Komunitas-komunitas yang ada di Samarinda

Twitter CP: @adityakurniad

Rangkaian WORLD HERITAGE DAY di BANDUNG

7 April 2013: “Painting Session” at Car Free Day, Dago

14 April 2013: World Heritage Campaign at Car Free Day, Dago

18 April 2013: Online publication rangkaian acara WHD di Bandung

20 April 2013: “Indonesia dalam Bahasa”

Twitter CP: @salsabie