Categories
Featured Lontara Project

Ilustrasi La Galigo Episode SSLTC

Pelayaran Sawerigading ke tanah cina

Dari ke-sekian episode naskah La Galigo, SSLTC (Sompeqna Sawérigading Lao ri Tana Cina/Perjalanan Sawérigading ke Tanah Cina) menjadi salah satu episode yang sangat menarik, yakni menceritakan tentang perjalanan Sawérigading mengarungi samudera dan melawan musuh-musuh yang ditemuinya di laut, untuk mencapai tanah Cina. Episode inilah yang akan dikemas dalam bentuk ilustrasi, yakni kelima karakter utamanya : Sawérigading, La Pananrang, La Massaguni, Wé Tenriabéng, dan Remmang Ri Lanqiq. Namun, sebelum mengenal kelima tokoh itu lebih jauh, kita harus mengetahui dulu, bagaimana sih inti cerita episode SSLTC ini?

SEJARAH

Pada jaman dahulu, orang Bugis memiliki kepercayaan tentang keberadaan dewa-dewi yang mendiami tiga dimensi yang berbeda, yakni Boting Langiq atau kerajaan langit atau disebut juga dunia atas, Buriq Liu atau kerajaan bawah laut atau disebut juga Pérétiwi (dunia bawah), dan diantara keduanyalah terdapat Alé kawaq, bumi yang kita tempati sekarang.

Dalam Naskah “Mula Tau” diceritakan bahwa Patotoé atau Tuhan yang bertahta di Boting Langiq mempunyai saudara perempuan yang bernama Sinauq Toja, dewi yang bertahta di Pérétiwi. Sinauq Toja kawin dengan Guru Ri Selleq dari Pérétiwi, sementara Guru Ri Selleq juga mempunyai saudara perempuan bernama Datu Palinge. Datu Palinge inilah yang menjadi istri Patotoé. Perkawinan Patotoé dengan Datu Palinge membuahkan beberapa anak, dan salah satunya bernama La Togeq Langiq yang selanjutnya diutus ke bumi untuk menjadi penguasa bumi; setelah di bumi ia pun bernama Batara Guru. Batara Guru kemudian kawin dengan sepupunya dari Pérétiwi bernama Wé Nyiliq Timoq, dan selanjutnya dari Wé Nyiliq Timoq lahirlah Batara Lattuq, ayah Sawérigading; dan Sawérigading inilah yang menjadi ayah La Galigo. (Nurhayati Rahman, 2006:13)

Sawérigading dikisahkan memiliki saudara kembar perempuan yang bernama Wé Tenriabéng, yang dipisahkan sejak lahir karena takut mereka berdua akan jatuh cinta saat dewasa. Namun pada kenyataannya, Sawérigading bertemu dengan Wé Tenriabéng di sebuah pesta jamuan makan tanpa sengaja, dan terjadilah apa yang ditakutkan selama ini. Singkat cerita, Sawérigading gagal meminang adik kandungnya sendiri karena hal itu sangat bertentangan dengan adat dan kebiasaan, dan kemudian akhirnya memutuskan berlayar menuju tanah Cina, ditemani pengawal dan ajudan-ajudannya, menemui sepupu jauhnya, Wé Cudai, untuk dinikahi. Dari keseluruhan cerita, petualangan Sawérigading ke tanah Cina lah yang paling mendominasi dan menjadi topik hangat yang sering diperbincangkan oleh para peminat kisah La Galigo.

Beberapa tokoh utama memiliki karakter yang sangat kuat dan menonjol, yang menjadi ciri khas yang membedakannya dengan tokoh-tokoh dalam cerita lain. Seperti Sawérigading yang selain  digambarkan dengan karakter yang sangat manusiawi, ia juga memiliki kemampuan-kemampuan khusus sebagai seorang keturunan dewa seperti Sawérigading dapat menghidupkan kembali orang yang mati hanya dengan menyelupkan Besi Jawa* ke dalam air bersama ramuan-ramuan lain, lalu dipercikkan kepada orang mati, orang tersebut dapat hidup kembali. (Nurhayati Rahman, 2006:397)*

 

*Rahman, Nurhayati. 2006. Cinta, Laut, dan Kekuasaan Dalam Epos La Galigo (Episode Pelayaran Sawérigading ke Tanah Cina: Perspektif Filologi dan Semiotik. Makassar: La Galigo Press.

Dikutip dari Landasan Teori BAB II, Tugas Akhir “Ilustrasi Karakter Utama Naskah La Galigo Episode SSLTC”, Maharani Budi, STISI-Telkom Bandung, 2011.

Categories
Lontara Project

La Galigo Music Project

Can’t you feel it? Music makes the world go ’round! – Stevie Wonder

Mr. Stevie was right, one of the best way to promote La Galigo among youth nowadays is thru music! We don’t have any better choice than summoning these talented and fresh musicians… Together, they combine forces to arrange traditional musics and songs from South Sulawesi (and also mix it with musics from other region in Nusantara, such as Jawa, Sumatera and Borneo) for you. So far, they’ve been creating new tones for “Ininnawa Sabbara’e” (a Buginese lullaby that is also played for Tari Pajoge’) and Sulawesi Medley of “Anging Mammiri-Sipatokaan-Tondok Kadadiangku-Tenga Tenga Lopi”.

Can’t wait to hear how good does it sound?

Let’s check their profile 🙂

Muhammad Yusuf

Muhammad Yusuf

Grew up in Jakarta, this young guitar-master which famously known as Ucup doesn’t talk alot. But when he hold his guitar, beware ladies and gents! He will shake your world with his wonderful talents! Meeting Balawan during his freshmen year has inspired him to improve his skill. He brought a new light on Faculty of Law Universitas Gadjah Mada as the leader of Sanggar “APAKAH” (2010-2011). No doubt, he’s one of the best asset that we got to enrich the project!

Louie Buana

Ahlul, or famously known among his friends as Louie is once an exchange student to United States of America (2007-2008). There, he realized how beauty is the Indonesian culture. His interest on diversity and cultural preservation has something to do with his childhood where he lived in three different islands before reaching 19 (Sumatera, Bali and Celebes). He was also a vocal student at Purwacaraka Music School in Makassar.

Putri Fistyaning Army

Putri Fistyaning Army

Born on October 27, 1989 this wonderful young girl leads her own future by applying for Guitar Classic Studies at Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta. She formed a band call “Green Apple” and now is on her way to make a debut. Her love to music is indescribable; ranged from Pop rock to karawitan! Although she is Javanese, grew up in Celebes for Seventeen years has put the island and it’s people close to her heart. Bravo!

Himawan Eka Putra

Himawan Eka Putra

This third year Law Student is very active! He joined Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO) as Violast, Paduan Suara Mahasiswa UGM, and several Vocal Groups. Very talented, he originally comes from Purbalingga and proud of his Javanese “ngapak” style. He enjoy playing badminton, swimming and also watching National Geographic.

Wait til we post their musics to you! They’ll also do some test drives around crowds in Yogyakarta, so make sure you know them when they hit the music. Until then, keep spreading La Galigo with us 🙂

Categories
I UPS! La Galigo

Gerakan T-Shirt “I UNCOVER LA GALIGO”

I UNCOVER LA GALIGO is a “Trilogy” t-shirt movement. We create stylish t-shirt which shows traditional element of La Galigo as work of art for youth to be weared on places, such; shopping malls, campus, beach, your friend’s house, library, everywhere! By wearing I UNCOVER LA GALIGO’s t-shirts we expect more people attention to this cultural heritage. Now, you can save an intangible heritage recognized by UNESCO just as simple as wearing a t-shirt! Get the UNCOVER series, then climb up to the next level: I PRESERVE LA GALIGO 😉

T-Shirt Uncover La Galigo

Harga: Rp 75.000,- (ongkir ditanggung pembeli, silahkan cek situs resmi JNE untuk harga wilayah)

Ukuran tersedia: berbagai ukuran XL/L/M/S (lengan panjang dan ukuran XL tambah biaya)

Pre-order: Satuan (Tapi kami menunggu 24 orang yang pesen, baru diproses :D) Jadi semakin banyak, semakin cepat.

Waktu : 2 Minggu

Pesan dulu ke via email/fb/twitter/komen disini. Formatnya : Nama/Ukuran/Jenis Kelamin/Contact Person

email kami : ran@lontaraproject.com

Lontara Project Bukan Tempat Mencari Uang!

Pembuatan kaos ini murni bertujuan untuk lebih mengakrabkan generasi muda dari Sabang sampai Merauke dengan La Galigo. Keuntungan yang kami dapatkan akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek La Galigo for Nusantara selanjutnya. Selain membantu kami berkampanye I UPS! La Galigo , kamu juga menyumbang untuk kepentingan sosial.

Rp 5.000,- /Tshirt akan kami salurkan ke yayasan kesehatan seperti PMI atau yayasan sosial lainnya.