Categories
Featured Kareba-Kareba Uncategorized

Selamat Jalan, Setia!

Sabtu, 24 Februari 2024, Lontara Project berduka. Hari itu, kawan kami, salah satu dari empat pendiri awal Lontara Project (link) meninggal dunia.

Setia Negara Budiman Tjaru (33 tahun), kerap disapa Setia atau Ega menghembuskan nafas terakhirnya di Bandung, Jawa Barat. Alumni SMA Negeri 5 Makassar yang pernah menjabat sebagai ketua organisasi Palang Merah Remaja (2006-2007) ini melanjutkan pendidikannya di ITB. Sejak ia lulus hingga tahun 2024, Setia lebih banyak berkecimpung di bidang teknologi. Selama berkuliah di ITB, ia pernah bergabung di Unit Kesenian Sulawesi Selatan (UKSS). Jauh dari Makassar ternyata membuatnya tergerak untuk memperkenalkan kultur asal kampung halamannya tersebut. Setia merasa bahwa narasi-narasi mengenai Sulawesi Selatan (baik orang-orangnya, makanannya maupun budayanya) amat jarang diketahui oleh masyarakat Pulau Jawa. Latarbelakangnya di bidang teknologi membuat Setia pernah memiliki ide untuk menciptakan game yang terinspirasi dari kebudayaan Sulawesi Selatan. Motivasi inilah yang kemudian mempertemukannya dengan Maharani Budi, Fitria Sudirman dan Louie Buana untuk menggagas komunitas Lontara Project di tahun 2011. Maka, sejak itulah ayah dari satu putri ini didaulat sebagai penanggung jawab utama web Lontara Project.

Bagi kami, Setia adalah kawan yang baik dan menyenangkan. Ia selalu punya ide-ide yang unik. Tak jarang gurauan-gurauan dan keusilan-keusilannya membuat kami geleng-geleng kepala. Namun kami tahu persis bahwa hatinya sungguh tulus. Kepergiannya yang begitu cepat ini membuat kami sangat terpukul. Kami mendoakan dari lubuk hati yang terdalam agar keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan keikhlasan. Dengan penuh rasa haru, kami melepaskan Setia pada pelayaran kembali kepada-Nya. Pelayaran ke Negeri yang Kekal, kembali kepada Sang Pemilik Hidup.

Setia akan terus hidup bersama kami dalam kenangan-kenangan indah di Lontara Project, selama-lamanya.

“Labuq tongengngaq ri sélingéreng bulo katikku.” (Sungguh, kehilangan daku akan saudara seketurunanku) – NBG 188, Vol. 1.

By Louie Buana

Seorang warga Panakkukang yang sedang belajar hukum dan sejarah di Universiteit Leiden, Belanda. Pernah mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat di bawah program AFS Youth Exchange & Study (YES). Saat ini ia juga menjadi Guest Researcher di Royal Netherlands Institute of Southeast Asian & Carribean Studies (KITLV) Leiden. Punya hobi jalan-jalan, membaca buku dan karaoke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *